SAVE THE SEA TURTLES IN PALOH

Wednesday, October 14, 2009
Paloh, kota yang terletak ± 75 km sebelah utara kota Sambas, merupakan salah satu kota yang kaya akan pesona alam dan budayanya. Kota ini mempunyai keunikan tersendiri di antara kota-kota lain yang ada di Kalimantan Barat, salah satunya adalah nesting site penyu laut sepanjang 63 km dari Tanjung Belimbing/Selimpai hingga Tanjung Datuk. Nesting site penyu di Paloh merupakan salah satu di antara tiga nesting site yang ada di Kalimantan, dua lainnya ada di Pulau Derawan dan Pulau Sangalaki Kabupaten Berau Kalimantan Timur, dan bagian selatan Kalimantan.
Tiga dari enam penyu laut yang teridentifikasi di Indonesia memilih area peneluran di sini, yaitu penyu hijau (Chelonia midas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).

Ancaman Terhadap Penyu Laut di Indonesia
Tak seperti hewan bangsa burung yang selalu menjaga dan mengerami telur-telurnya, penyu laut tak memiliki kebiasaan ini. Penyu laut betina segera akan meninggalkan telur-telurnya sesaat setelah ditelurkan, dan sepenuhnya menyerahkan nasib sarang-sarang telurnya kepada alam. Selama jutaan tahun, alam telah bekerja dengan sempurna untuk menjaga telur-telur ini sehingga ribuan hingga juataan tukik bisa menetas dan kembali ke lautan untuk melanjut kehidupannya, sehingga populasi penyu tetap lestari.
Namun, pada beberapa dasawarsa terakhir ini, banyak hal telah berubah secara fundamental, penyu laut tak lagi aman saat bertelur di pantai, saat berenang di ruaya pakan, maupun saat bermigrasi antara ruaya bertelur dan ruaya pakan. Ribuan penyu acapkali ditangkap per tahun untuk disembelih. Telurnya pun tak terluput. Perkembangan aktivitas perikanan, baik yang menggunakan jaring insang (gill net), rawai panjang (longine), maupun pukat (trawl) di perairan Indonesia juga menimbulkan dampak yang tak kalah buruknya. Diperkirakan, setiap tahunnya 7000 penyu di Indonesia terjaring saat nelayan melakukan penangkapan ikan tuna. Kondisi ini semakin diperpuruk kerusakan hebat pada banyak pantai-pantai peneluran. Erosi, penambangan pasir, dan pembangunan tak terkontrol di wilayah pantai banyak terjadi di Indonesia. Untuk nesting site di Paloh sendiri, rencana pembangunan stasiun LNG dan rencana dijadikannya Tanjung Belimbing/Selimpai sebagai tempat wisata, akan berdampak sangat serius terhadap populasi penyu laut, jika pembangunannya tidak mengedepankan aspek lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup penyu.

Apa yang mendasari terbentuknya group ini ?
Beberapa waktu lalu (tepatnya awal agustus 2009) tiga hari berturut-turut Pontianak Post memuat berita tentang kondisi penyu di kawasan peneluran Kec. Paloh. Berita yang mungkin sebagian orang menganggap remeh akan hal ini, padahal jika kita tilik lebih jauh, penyu sangat berperan sebagai penyeimbang ekosistem laut. Keberadaan penyu dalam suatu pantai atau laut dapat mengindikasikan bahwa kondisi lokasi tersebut masih baik dan sehat. Dengan kata lain, penyu merupakan spesies indikator (bio-indicator) untuk menentukan kondisi suatu habitat perairan.
Ketika populasi penyu menurun, dapat dipastikan bahwa ekositem laut tidak seimbang, kekayaan alam menurun, pantai peneluran rusak atau tidak alami lagi, air laut telah tercemar dan mungkin masih banyak lagi.
Populasi penyu terancam kelestariannya karena berbagai faktor, diantaranya kegiatan perburuan telur dan dagingnya untuk kepentingan komersil, pencemaran laut, serta destruksi dan degradasi habitat, baik habitat mencari makan (feeding ground), seperti ekosistem terumbu karang dan padang lamun, maupun habitat peneluran (nesting ground). Satwa ini sangat sensitif terhadap gangguan.
Penyu merupakan long-lived organism dan mempunyai sistem reproduksi yang lambat, sehingga laju regenerasinya tidak sebanding dengan ancaman yang dihadapi. Seperti apa masa depan penyu jika ini terus-menerus terjadi?

Apa yang harus kita lakukan?
Saya pastikan teman-teman yang telah dan akan bergabung dengan group adalah mereka yang benar-benar berkomitmen untuk melakukan beberapa hal berikut:
  • TIDAK MENGAMBIL TELUR PENYU, BAIK UNTUK DIKONSUMSI MAUPUN UNTUK DIPERJUALBELIKAN
  • Tidak mengkonsumsi daging penyu
  • Tidak memakai barang/aksesoris yang terbuat dari kerapas penyu
  • Menjaga habitat dan nesting beach penyu sebisa mungkin untuk tetap alami
Mulailah menjaga populasi penyu dari perilaku kita sendiri.
Inilah bagian penting dari terbentuknya group ini, penyadaran masyarakat, mulai dari kelompok kecil hingga nantinya diharapkan semua elemen masyarakat berkontribusi menyelamatkan populasi penyu di Paloh.

Perlindungan bagi penyu laut; apakah benar-benar dijalankan?
UU Indonesia dan Peraturan Internasional sudah sangat jelas melarang segala bentuk perburuan terhadap penyu di muka bumi, termasuk penyu hijau. Melalui konvensi CITES (Convention on International Trade of Endangered Species of Flora and Fauna), secara internasional penyu masuk dalam Appendix I CITIES yang berarti perdagangan secara internasional dilarang.
Sebenarnya Pemerintah Indonesia dari dulu tidak pernah diam menanggapi perburuan penyu di Indonesia. Ini dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Apakah peraturan ini diterapkan di Indonesia? saya rasa, tidak semua bentuk perburuan penyu dan telurnya dikenalkan aturan-aturan ini. Buktinya, tahun 1980-1990 tercatat jumlah penurunan populasi penyu mencapai 80 persen, sedangkan tahun 1990-2008 tercatat penurunan populasi sebanyak 20-30 persen (Prof. IB Windia Adnyana, Universitas Udayana Bali).
Untuk pemerintah Kabupaten Sambas sendiri telah mewacanakan konservasi penyu secara serius dalam agenda pembangunan Sambas. Ini menjadi kabar baik untuk menyelamatkan penyu laut yang ada di Paloh sana. Bentuk yang diwacanakan adalah kawasan konservasi laut daerah, dengan bentuk pengelolaan multi pihak, suatu bentuk yang memadai untuk mengakomodir kebutuhan konservasi nasional namun pengelolaannya dapat dilakukan oleh konstituen di tingkat lokal.
Mudah-mudahan dengan wacana ini, penyu kita bisa selamat dari ancaman kepunahan, ini memang tidak mudah, tentunya dengan partisipasi seluruh masyarakat, pemerintah dan kepolisian.

Referensi : WWF-Indonesia

Salam


Rhyno Safryzal

1 comments:

rynasafitri said...

kampanye penyu di Kalbar ..
https://www.youtube.com/watch?v=nTbrN5bQnuM

Post a Comment